Ora et Labora: Etos Hidup Harmoni
Ora et Labora adalah sebuah adagium klasik dari para biarawan yang hidup menyepi dalam keheningan doa dan menghidupi diri mereka dengan tetap bekerja melalui kerajinan tangan. Ora artinya berdoa. Labora artinya bekerja. Jika hanya berdoa saja memang tidak bisa mengubah keadaan. Dengan bekerja saja, tanpa berdoa, tidak ada spirit yang menjiwai kerja.
Suatu ketika, seorang dosen filsafatku,
yang jebolan Jerman, bertutur di kelas: “Kitab Suciku adalah buku ini
(sambil mengangkat bukunya Habermas yang setebal Kitab Suci). Bagiku
akal budi (rasio) adalah yang terpenting dalam hidup. Sejak saat aku
mengenal Filsafat, aku tidak pernah mau berdoa lagi. Mengapa? Karena
berdoa bagiku adalah sebuah tindakan IRASIONAL dan KONTRADIKSI
INTERMINUS. Jika Tuhan menciptakan akal budi, mengapa aku harus berdoa?
Aku harus mengoptimalkan akal budiku yang adalah ciptaan Allah (bagi
mereka yang meyakininya) untuk mengusahakan segala kebutuhanku dan
menciptakan dunia yang lebih baik. Inilah yang bagiku merupakan
pencerahan terbaik abad ini yang dilakukan oleh Habermas, guruku.
Akan tetapi, aku kecewa berat,
ketika dalam suatu dialog terbuka Habermas dengan Ratzinger (yang
sekarang ini menjadi Paus Benediktus XVI), Habermas bertekuk lutut dan
mengakui bahwa ternyata dunia ini penuh dengan kenyataan misteri dan
spiritual, dimana rasio tidak bisa merambah semuanya. Pada titik
tertentu rasio harus berhenti dan memberi ruang bagi iman.” Lalu seorang
kawanku nyeletuk: “kalau gempa berkekuatan tinggi mengguncang apartemen
eksklusif bapak sementara bapak berada di lantai 10, apakah yang bapa
lakukan pada saat panik?Ruangan kuliah menjadi sunyi…dan terdengar
kata-katanya: ’saya akan berkata, semoga Yang Mahakuasa, yang Mengatasi
segala akal budiku bisa menghentikannya, karena masih banyak tugas dan
rencana yang harus aku kerjakan esok hari.”
Berdoa dan Bekerja merupakan ungkapan
orang yang rendah hati yang mau mengakui keterbatasan tangannya,
keterbatasan kakinya, keterbatasan akal budinya.Hanya orang yang
SUNGGUH-SUNGGUH beriman adalah ORANG YANG RENDAH HATI. Rendah hati
adalah disposisi hati orang sederhana, yang menyakini bahwa ada
tangan-tangan tersembunyi yang siap menolongnya, meskipun tidak nampak
secara kasat mata atau tampak melalui sesama. Ora et labora adalah etos
hidup bagi orang yang tidak berpangku tangan dan berdoa saja, karena
Tuhan tidak bisa mengambil alih sepenuhnya yang menjadi tanggung jawab
makluk ciptaan-Nya.
Berdoa dan bekerja menjadikan energi
kerja lebih berlipat ganda, karena kerja merupakan bagian dari doa jika
dilakukan dengan kesadaran bahwa semua yang dikerjakan dalam hidup
adalah sebagai ucapan syukur dan pujian kepada sumber segala akal, daya,
dan karsa manusia. Bekerja tanpa berdoa bagaikan tubuh tanpa jiwa,
karena sebagaimana makanan tubuh adalah empat sehat lima sempurna (jika
ada), berdoa adalah makanan bagi jiwa. Dengan berdoa dan bekerja yang
selalu berjalan beriringan serta saling meresapi, harmoni antara tubuh,
pikiran, dan jiwa akan terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar